Kamerad saat unras d KPK.[Nichlas/radarindonesianews.com] |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA - Ratusan massa yang tergabung dalam Komite Aksi Mahasiswa Pemuda untuk
Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) berunjuk rasa di depan Gedung Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) jalan Rasuna Said, Kuningan Jakarta Selatan, Rabu (16/11). Dalam aksinya, para pendemo meminta KPK RI membuka kembali kasus lama warisan mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakni mulai dari kasus Hambalang, Bank Century, serta kasus-kasus lain yang indikasinya melibatkan keluarga Cikeas.
Menurut Koordinator Presidium Kamerad, Haris Pratama bahwa SBY dinilai sangat kental dengan intervensi kekuasaan saat itu. Lalu, lebih lanjut kata Haris, kuat dugaan adanya keterlibatan SBY dan putranya Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
"Hallo apa kabar keluarga Cikeas ? Kemana dugaan korupsi keluarga Cikeas tersebut hingga kini. Mungkin saatnya KPK dibawah kepemimpinan Agus Rahardjo cs bisa menunjukkan publik bahwa penegakan hukum tidak pandang bulu dan bisa menunjukkan taringnya,” ungkapnya lagi.
Menurut Koordinator Presidium Kamerad, Haris Pratama bahwa SBY dinilai sangat kental dengan intervensi kekuasaan saat itu. Lalu, lebih lanjut kata Haris, kuat dugaan adanya keterlibatan SBY dan putranya Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
"Hallo apa kabar keluarga Cikeas ? Kemana dugaan korupsi keluarga Cikeas tersebut hingga kini. Mungkin saatnya KPK dibawah kepemimpinan Agus Rahardjo cs bisa menunjukkan publik bahwa penegakan hukum tidak pandang bulu dan bisa menunjukkan taringnya,” ungkapnya lagi.
Haris berharap agar ke depan jangan mau dibilang KPK saat ini lembek.”Periksa lagi kasus warisan SBY," tegas Haris.
Koordinator Presidium Kamerad itu juga mengingatkan kepada Agus Rahardjo cs untuk membuka kasus-kasus lama yang pernah mengendap di rezim SBY, khususnya kasus yang diduga melibatkan keluarga Cikeas.
“Disinyalir kasus yang dahulu di era kepemimpinan SBY nampaknya dipeti-eskan. Harapan bersama dorongan mahasiswa dan pemuda kali ini sebagai ‘agen of change’ dapat menggugah lembaga antirasuah di era kepemimpinan Jokowi-JK,” bebernya.
Selain itu pula, Haris kembali mengingatkan saat itu Muhammad Nazaruddin berulang kali mengeluarkan pernyataan bombastis terkait korupsi keluarga Cikeas tersebut. Nazaruddin mengatakan bahwa ada uang hasil proyek alat kesehatan yang dimenangkan Permai Group untuk pemenangan SBY di Pilpres 2009 yang diserahkan kepada Ibas.
“Nama Ibas kembali disebut-sebut dalam setiap kesaksian Nazaruddin terkait kasus korupsi. Setelah Hambalang, ada SKK Migas kini kasus pengadaan alat kesehatan di rumah sakit khusus Universitas Udayana. Namun setelah beberapa kesaksian yang menyebut namanya, mengapa hingga kini KPK belum kunjung membuat gebrakan spektakuler. Kita kembali datang mengingatkan KPK untuk kembali mengusut tuntas kasus tersebut. Di berita ini pun jelas Ibas disebut-sebut terkait di perkara Hambalang," jelas dia.
"Kami juga akan menyampaikan data-data agar KPK segera melakukan pengusutan kasus proyek senilai triliunan rupiah itu. BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), juga agar membantu untuk mempercepat kerja KPK. Mantan Ketua KPK Antasari Azhar telah bebas, bisa dijadikan referensi keterangannya selaku pihak yang terdzolimi, buka semua skandal-skandal warisan SBY," sebut dia.
Haris meminta agar KPK bekerja cepat mengusut semua kasus-kasus tersebut dan jangan disimpan begitu saja tanpa tindak lanjuti, seharusnya KPK jadi tangan pertama yang berani mencontohkan bahwa hukum tak pandang bulu, siapapun ia dan apapun jabatannya akan tetap ditindak jika ada bukti-bukti terkait. "Usut tuntas proyek mangkrak PLN warisan kepemimpinan SBY," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar