Latest News
Rabu, 23 November 2016

Mewujudkan Subsidi Listrik Yang Proporsional Dan Berkeadilan Sosial

ilustrasi listrik
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA - Problematika subsidi di Indonesia sepertinya tidak berujung, meski sudah bertahun-tahun, masalah masih kerap terjadi. “Bahkan tak bisa dipungkiri pula acap kali terlalu banyak penyimpangan sasaran penerima subsidi terjadi." Ungkap Ferdinand Hutahaean, Direktur Eksekutif Energi Wacth Indonesia, di Jakarta, Rabu (23/11).

"Bahasa terangnya, siapa yang semakin boros, maka semakin banyak menerima subsidi. “Ironi memang dalam pemberian subsidi yang terus terjadi, di mana dahulu saat BBM Premium masih disubsidi, maka yang makin boros melakukan perjalanan adalah yamg semakin banyak menikmati subsidi,” Tambah Ferdinand. 

Sekarang saja tambah Ferdinand, masih berlaku pada BBM jenis Solar, karena masih disubsidi flat perliternya. Demikian pula dengan subsidi Gas LPG 3 kg yang nilainya sekitar 2 triliun rupiah setiap bulan.  Tentu saja subsidi itu lebih banyak dinikmati oleh yang boros terlebih tidak ada aturan yang  membatasi secara tegas siapa yang boleh membelinya.

Bila difokuskan ke dalam masalah subsidi listrik, sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan subsidi yang lain. Subsidi listrik yang saat ini dinikmati oleh golongan daya 450 VA dan 900 VA nilainya sangat besar setiap tahunnya. Tahun 2016 diperkirakan kalkulasinya subsidi listrik akan mencapai kisaran angka 60 triliun rupiah. 
 
“Angka yang luar biasa besar namun kesannya terbuang sia-sia, karena penerima subsidi tidak tepat. Disinilah Energi Watch Indonesia (EWI) perkirakan sekitar 50% dari subsidi tersebut diterima oleh yang tidak berhak. Sekitar 19 juta pelanggan daya 900 VA disinyalir tidak berhak menerima subsidi,” tukas Ferdinand prihatin.

Maka atas dasar itu, EWI ke depan nanti akan meminta Pemerintah segera menyelesaikan data penduduk yang berhak menerima subsidi agar data tersebut kemudian menjadi data utama penerima subsidi. 
 
“19 juta pelanggan yang tidak berhak menerima subsidi itu harus dialihkan subsidinya bagi yang berhak. Rakyat juga tidak boleh membohongi diri dengan menerima subsidi padahal sesungguhnya tidak pantas menerima subsidi,” jelasnya.

Masih ada puluhan juta rakyat yang belum menikmati listrik, hingga subsidi yang tidak tepat sasaran itu bisa dialihkan guna membangun pembangkit listrik skala mini melistriki seluruh wilayah NKRI. Usulan kedepan supaya APBN 2017 mengeluarkan 19 juta pelanggan yang tak layak terima subsidi listrik dari penerima sebelumnya. Hingga subsidi listrik tahun 2017 mestinya turun sekitar 50%,” tandasnya.

Selain itu, dari segi penataan penyaluran subsidi listrik tersebut harus disinergikan dengan pembangunan pembangkit listrik skala mini di APBN, hingga dana itu jelas arahnya dan bisa dipertanggung jawabkan. 

“Pengalihan subsidi dari kalangan mampu tersebut dialihkan kepada pembangunan infrastruktur kelistrikan demi mencapai rasio kelistrikan mendekati 100%,” paparnya.

Subsidi yang diterima oleh setiap pelanggan harus sama besarannya berapa setiap bulannya. Sehingga kita bisa mewujudkan subsidi yang berkeadilan sosial. “Ini butuh keikhlasan semua pihak. Jangan seperti subsidi BBM yang dicabut namun tidak jelas dialihkan kemana. Maka itulah EWI mengusulkan pada pemerintah dan PLN supaya menerapkan subsidi flat setiap pelanggan,” jelasnya.

Direktur Eksekutif Energi Wacth Indonesia itupun menyampaikan agar subsidi ditujukan ke orang bukan produknya, karena kalau subsidi diterapkan seperti pola sekarang, maka siapa yang boros dialah yang menikmati subsidi lebih besar. 

“Nah, dengan penerapan subsidi secara flat tersebut juga mendidik rakyat untuk menggunakan listrik secara hemat dan sesuai kebutuhan. Karena rakyat akan berlomba berhemat sehingga subsidinya cukup,” harapnya.

“Tidak seperti sekarang, listrik banyak terbuang tak termamfaatkan karena kebiasan yang kurang perduli untuk menggunakan listrik sesuai kebutuhan dan bagaimana menerapkan sistem penyaluran subsidi yang tepat, tepat penerima dan bermanfaat memenuhi rasa keadilan sosial. Yang miskin dan rentan miskin adalah yang berhak menerima subsidi. Yang tidak berhak menerima subsidi harus ikhlas subsidinya dialihkan untuk melistriki bangsa ini menuju 100% rasio elektrifikasi,” tandasnya.[Nicholas]

  • Comments

0 komentar:

Item Reviewed: Mewujudkan Subsidi Listrik Yang Proporsional Dan Berkeadilan Sosial Rating: 5 Reviewed By: radarindonesianews.com