 |
| Cagub DKI Jakarta, Agus Harimurti. |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono, mengaku sudah mempersiapkan dana bantuan langsung sementara (BLS) untuk setiap keluarga miskin per tahun.
Dana BLS itu sekitar Rp 650 miliar per tahun. Adapun dana itu akan dialokasikan kepada 128.000 keluarga miskin.
"Setiap keluarga miskin tersebut dapat menerima BLS sebesar Rp 5 juta rupiah per tahun atau lebih dari Rp 400.000 per bulan," kata Agus.
Agus menyampaikan itu saat pidato politik di Jakarta Utara. Minggu (13/11/2016). Agus menambahkan, dana BLS itu di luar dari Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS).
Dengan BLS, diharapkan warga miskin dapat terkurangi beban hidupnya. Adapun dasar dari BLS ini merupakan permasalahan kemiskinan dan kesenjangan yang cukup krusial. Berdasarkan data BPS, ada lebih dari 384.000 warga miskin atau 128.000 keluarga miskin atau kurang mampu.
Hidup mereka, kata Agus, sulit dan nasibnya tak menentu. "Setiap malam tak bisa tidur nyenyak karena perutnya lapar," kata dia.
Berdasarkan hasil kunjungannya di lapangan, tak sedikit warga yang makan satu kali dalam satu hari. Dengan kondisi itu, sulit untuk bisa meningkatkan daya saing dan produktivitas.
"Ada ungkapan, beri kail jangan beri umpan. Tetapi, sebagian dari saudara kita, sebegitu miskinnya sehingga mereka tak sanggup memegang kail," kata dia.
Oleh karena itu, sebagai pemimpin, kata dia, secara moral tak mungkin membiarkan kondisi ini tanpa perbaikan. Demi mengatasi hal ini, program yang akan dijalankan meliputi kembali pada penciptaan lapangan pekerjaan, bantuan tidak langsung berupa program jaring sosial, dan BLS. (Mickel/gin)
Dana BLS itu sekitar Rp 650 miliar per tahun. Adapun dana itu akan dialokasikan kepada 128.000 keluarga miskin.
"Setiap keluarga miskin tersebut dapat menerima BLS sebesar Rp 5 juta rupiah per tahun atau lebih dari Rp 400.000 per bulan," kata Agus.
Agus menyampaikan itu saat pidato politik di Jakarta Utara. Minggu (13/11/2016). Agus menambahkan, dana BLS itu di luar dari Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS).
Dengan BLS, diharapkan warga miskin dapat terkurangi beban hidupnya. Adapun dasar dari BLS ini merupakan permasalahan kemiskinan dan kesenjangan yang cukup krusial. Berdasarkan data BPS, ada lebih dari 384.000 warga miskin atau 128.000 keluarga miskin atau kurang mampu.
Hidup mereka, kata Agus, sulit dan nasibnya tak menentu. "Setiap malam tak bisa tidur nyenyak karena perutnya lapar," kata dia.
Berdasarkan hasil kunjungannya di lapangan, tak sedikit warga yang makan satu kali dalam satu hari. Dengan kondisi itu, sulit untuk bisa meningkatkan daya saing dan produktivitas.
"Ada ungkapan, beri kail jangan beri umpan. Tetapi, sebagian dari saudara kita, sebegitu miskinnya sehingga mereka tak sanggup memegang kail," kata dia.
Oleh karena itu, sebagai pemimpin, kata dia, secara moral tak mungkin membiarkan kondisi ini tanpa perbaikan. Demi mengatasi hal ini, program yang akan dijalankan meliputi kembali pada penciptaan lapangan pekerjaan, bantuan tidak langsung berupa program jaring sosial, dan BLS. (Mickel/gin)
0 komentar:
Posting Komentar