Latest News
Senin, 21 November 2016

Diskusi Publik Keluarga Besar HMI, Akankah Ahok Dipenjara?

IAR
Permadi, SH, saat diskusi publik HMI.[Nicholas/radarindonesianews.com]
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA - Keluarga Besar HMI gelar diskusi Publik bertema ''Akankah Ahok di Penjara?' di Sekretariat PB HMI Jalan Sultan Agung 25 A, Guntur Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (21/11).
Hadir dalam diskusi tersebut beberapa narasumber seperti Habiburokhman (praktisi hukum, ACTA), Lius Sungkarisma (tokoh Tionghoa), Permadi, Nasir Jamil (anggota DPR RI fraksi PKS komisi III), MS Kaban, Mulyadi P. Tamsir (ketum PB HMI).

Permadi menyatakan persoalan Ahok yang belum ditangkap itu bisa dikategorikan diskriminasi. "Tuntutan saya secara pribadi jelas kalau Basuki Tjahya Purnama (ahok) mestinya diperlakukan sama dengan yang pernah saya alami, diperlakukan sama dengan Arswendo alami." apakah seorang Gubernur tidak bisa ditahan?," ungkapnya.
Permadi menyesalkan sikap pemuka agama,kiyai, ulama yang menyatakan jangan melakukan demonstrasi lagi untuk nanti."Kok puas dikasih permen sebagai TSK ? Padahal, polisi menyatakan tersangka.

Dulu, seperti yang pernah dialami oleh dirinya, Permadi sempat menceritakan dimana Din Syamsudin, Haryanto Tohari, bahkan ada pula pemuka agama lain dimana menyatakan Permadi 'Halal Darahnya', 'Permadi Harus Digantung'."Saya ditangkap ketika itu," paparnya kembali mengulas.

"Intinya demo tanggal 2 Desember harus tetap berlangsung.'TSK, terbukti berbuat jahat kenapa harus dicabut. Bukan hanya Ahok dituntut, terutama yang berada di 'belakang'nya, bahkan disinyalir Presiden Jokowi yang jelas-jelas membela Ahok dan sembilan (9) naga juga harus dituntut," tukasnya lagi.

Lebih lanjut, Permadi menyatakan, kalau bisa demo tanggal 2 nanti besar, dan akan lebih besar lagi untuk aksi-aksi selanjutnya."Bila mengingat peristiwa demonstrasi pada Tanggal 4 November yang lalu itu bisa jutaan umat manusia yang turun ke jalan atas dorongan Tuhan. Tidak mungkin Habib Rizieq, HMI, Hizbut Tahir bisa mendorong mengumpulkan massa sebanyak itu," ujarnya.

"Ratusan ribu pasukan Allah berkumpul dan dari pagi sampai pagi tidak makan dan minum. Saya yakin ini untuk kedua (2) kalinya. Mana berani revolusi, karena Tuhan memasukan roh keberanian. Walau kalah kuat (uang tidak terbatas) namun saya yakin pasti menang," cetusnya.

Sementara, M.S Kaban, salah seorang aktivis senior yang juga mantan Menteri Kehutanan sehari sebelumnya, saat acara 'konsolidasi tokoh nasionalis' di bilangan Kampus UBK Jakarta Pusat, sempat mengutarakan bahwasanya UUD45 itu hasil dari sebuah revolusi, hingga bukan tidak menutup kemungkinannya, harus dikembalikan pula secara revolusioner."Maka itu dibutuhkan triger, namun mesti diminimalisirkan seminin mungkin," imbuhnya.

"Maka itu kembalinya UUD'44 harus total, tidak perlu ada keragu raguan itu. Kalau ada, maka akan jadi sia sia. Revolusi 1945 itu adalah melawan penjajahan dan yang menjadi korban adalah pribumi juga, ditambah lagi yang tidak memperloleh hasil dari kemerdekaan juga pribumi," ujarnya.

"Jangan mau dipecah belah, harus mau dipersatukan. Suka tidak suka, ulama disiapkan menjadi pemimpin. Rusia itu suku, China itu suku, Jepang itu Suku, Indonesia adalah Indonesia. Maka itu semangat harus dibangun.
Bung Karno, adalah motivator dan tokoh Kemerdekaan RI," ungkapnya mengingatkan kembali.

Mantan menteri Kehutanan itu mengungkapkan bahwa pernyataannya ini tidak menjelaskan Ahok itu chinesse atau China."Tapi tegakkan hukum. Kalau mau sukseskan, dimana perlu trigger yang kuat. Mesti satu komando, bersatu di Indonesia dan tidak ada dikotomi," jelasnya.

"Nasionalisme Indonesia, adalah nasionalis yang religius.Jangan Islam dijadikan kelompok tertuduh. Akibat reformasi tidak ada agenda yang jelas, hampir 90% seluruh resources tidak dipegang pribumi lagi, siapapun yang lahir mendukung Indonesia, bisa Islam maupun non muslim," cetusnya.

Maka itulah kedepan nanti diperlukan adanya resolusi terhadap aksi pada 2 Ddesember 2016 nanti itu."Bukan dukungan politik, namun dukungan lain, dimana bisa mempengaruhi Polri, dan TNI yang terlahir dari Rakyat. Kalau bisa pada 2 Desember itu dapat menunjukan apresiasi atas permintaan rakyat. Harus kembalikan NKRI pada pribumi itu. pribumi harus menjadi tuan rumah. Ini kan dalam rangka menegakkan hukum. Tegakkan Hukum, Tangkap, Tahan," pungkasnya.[nicholas]
  • Comments

0 komentar:

Item Reviewed: Diskusi Publik Keluarga Besar HMI, Akankah Ahok Dipenjara? Rating: 5 Reviewed By: radarindonesianews.com