Latest News
Sabtu, 26 November 2016

Ferdinand Hutahaean: Siapakah Perusak Kebhinnekaan Sesungguhnya?

Ferdinand Hutahaean, Pimpinan Rumah Amanah Rakyat.[Dok.radarindonesianews.com]
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA - Beberapa hari terakhir ini, bangsa kita sibuk dengan kata Kebhinnekaan yang ditaburi dengan kata merawat, menjaga dan mempertahankan. Kesan heroik dan menyiratkan bahwa ada semangat toleransi yang terpendam, namun sungguh sangat disayangkan kata-kata itu justru banyak terucap dari pihak yang justru ingin merusak kebhinnekaan yang ada untuk menghilangkan identitas keIndonesiaan yang asli dan sejati. Siapa mereka? 
 
Neo Kolonialisme dan Imperialisme
Neokolonialisme bertujuan membangun dominasi sistem politik suatu negera atas negara lain yang lzim kita kenal dengan Imperialisme. Penguasaan sitem politik itu bertujuan untuk kemudian menguasai ekonomi dan sumber daya alam  secara penuh.

Bung Karno sebagai pendiri bangsa, pernah mengingatkan bangsa ini tentang ancaman Neo Kolonialisme atau penjajahan baru. Penjajahan yang jauh lebih sulit dihadapi karena Bangsa Asing itu berbaur menjadi warga negara kita dan berkolaborasi dengan anak-anak bangsa ini sendiri. Maka sampailah kalimat Bung Karno ke tingkat kebenaran dan tebukti, bahwa memang perjuangan kita akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri. 

Bangsa Imperialis Abad 20
Dunia sekarang sedang dihadapkan pada pertarungan 2 kapitalisme (Nekolim/Imperialis) global yaitu blok Amerika dengan blok Cina. Kedua kekuatan kapitalisme global ini sedang berkompetisi dengan dahsyat di seluruh belahan bumi bahkan di luar bumi. Pertarungan dan kompetisi yang bertujuan mendominasi ekonomi politik dan sumber daya bangsa asing. Inilah yang terjadi saat ini melanda negara kita Indonesia. 

Pertarungan yang terjadi di halaman rumah kita hingga menimbulkan debu tebal yang mengotori udara dan mengotori rumah kita, hingga kita kesulitan bernafas normal karena udara kotor dan menyesakkan. Meski pertarungan kedua blok ini sangat dahsyat, namun mereka belum bisa masuk secara utuh kepada kendali politik, meski kendali ekonomi dan media sudah mereka kuasai. Ada satu benteng bangsa yang belum bisa diruntuhkan sehingga kapitalisme ini belum bisa mengontrol politik secara utuh, yaitu kebhinnekaan dan kekuatan pribumi.

Hubungan Nekolim dengan Perusakan Kebhinnekaan
Saat ini, bila kita mencermati fakta-fakta lapangan yang tidak tersurat, sepertinya blok kapitalisme Cina sedang unggul dalam pertarungan memperebutkan wilayah jajahan baru yaitu bangsa kita Indonesia. Meski belum ada data secara resmi, tapi berdasarkan informasi, kalangan expatriat asing dari blok barat (Amerika) banyak yang sudah kehilangan pekerjaan dan kembali ke negara asalnya. Berbeda dengan expatriat dari negeri Cina. Mereka bahkan bukan sekedar datang, tapi dapat dikategorikan sebagai exodus Cina ke Indonesia. Hampir di tiap kota dan daerah, kita dengan mudah menemukan orang Cina yang masih WN Cina atau sudah menjadi WN Indonesia. Ini fakta nyata yang tidak bisa dipungkiri. 

Dominasi ekonomi dan media saat ini sudah berada ditangan blok kapitalisme Cina. Tinggal 1 sasaran yang belum, yaitu dominasi dan kontrol politik secara utuh yang tujuan akhirnya adalah penguasaan sumber daya alam secara penuh.

Untuk masuk kedalam kontrol politik, dapat kita lihat secara gamblang dalam kontestasi pilkada saat ini khususnya pilkada Jakarta. Kekuatan ekonomi dan media bekerja secara bersamaan untuk merusak kebhinnekaan. Kebhinnekaan itu sejaranhnya adalah milik Pribumi bangsa Indonesia, tidak untuk kebhinnekaan antar bangsa. Maka kebhinnekaan itu harus dirusak dengan merubah makna kebhinnekaan sesungguhnya yaitu ikatan atas kekayaan budaya dan suku asli Indonesia menjadi kebhinenkaan antar bangsa. Maka kemudian hilanglah identitas keaslian Indonesia, hilanglah hak-hak prioritas pribumi bangsa Indonesia, dan seterusnya bangsa asing itu mendominasi politik dan mengontrol bangsa ini secara total. 

Pertahankan Kebhinnekaan Sesungguhnya
Kita harus mewaspadai dan menolak segala bentuk penjajahan baru. Pemahaman kebhinnekaan yang dibelokkan oleh kaum imperialis itu adalah pemahaman menyesatkan. Setiap anak bangsa ini harus memiliki pemahaman yang utuh tentang kebhinnekaan dan siapa yang diikat oleh kebhinnekaan. Ikatan kebhinnekaan itu adalah ikatan suku, budaya asli Indonesia bukan untuk ikatan antar bangsa Indonesia dengan bangsa asing. 

Menjaga kebhinnekaan adalah menjaga hak-hak prioritas pribumi Indonesia. Karena menjaga kebhninekaan itu adalah menjaga dan mempertahankan identitas asli bangsa Indinesia. Menjaga identitas asli Indonesia adalah merawat ke Indonesiaan dan merawat ke Indonesiaan adalah melindungi Indonesia dari serangan penjajahan baru para kaum imperialis.

Kesimpulan
Dengan demikian, kita akan menjadi tahu siapa sesungguhnya yang ingin dan berhasrat merusak kebhinnekaan. Siapa yang ingin menghancurkan identitas asli Indinesia dan siapa yang bernafsu menghilangkan jati diri Indonesia demi tujuan dominasi politik. Mereka adalah bangsa asing yang bermental imperialis dan gemar mengontrol negara lain dengan pengaruh ekonominya dan bukan kaum Muslim yang menuntut penegakan hukum atas penistaan agama yang dilakukan Ahok.

Kita harus menolak segala upaya penghilangan identitas asli Indonesia. Makna kebihnnekaan yang disesatkan oleh kaum imperialis harus dilawan. Kita menerima bangsa asing dalam tataran ekonomi dan kerjasama lainnya tapi tidak untuk mendominasi poltik yang berujung pada kontrol negara secara total.

Indonesia untuk orang Indonesia. Jangan mau dibohongi bangsa asing pakai kata toleransi, pluralisme dan kebhinnekaan palsu.[]
  • Comments

0 komentar:

Item Reviewed: Ferdinand Hutahaean: Siapakah Perusak Kebhinnekaan Sesungguhnya? Rating: 5 Reviewed By: radarindonesianews.com